Abandoned Beauty

Bagi kami setiap helai batik yang dibatik oleh para pembatik sepuh di Bayat adalah berharga, karena kami tahu dalam setiap torehan malam yang sudah tidak halus lagi mengandung makna dan nilai dari sebuah semangat kehidupan. Kami proses helai demi helai itu dengan cinta, agar darinya muncul keindahan yang dapat dinikmati bersama.

Setiap hari adalah harapan dan tidak ada jalan buntu.

– Gina Sutono

Pada tahun 2007 untuk pertama kalinya saya menjajakan kaki di Bayat , masyarakatnya yang ramah dan terbuka membuat saya tertarik untuk mempelajari lebih dalam dan jauh tentang batik Bayat. Cerita tentang kejayaan batik Bayat di masa lalu,potensi masyarakat, kesederhanaan pola pikir masyarakat Bayat dan kesetiaan para pengrajin sepuh yang masih terus berkarya di usia senjanya mendorong saya untuk melakukan sesuatu demi kemajuan batik Bayat ini. Sebagai seorang berlatar pendidikan interior desainer tentu hal ini tidaklah mudah, namun berkat bantuan para masyarakat desa, Rm Bratakartana SJ, Ibu Elsie Soenarja dan Ibu Hartati Adiarsa, Ibu Elise Adiarsa dan Pak Han Awal yang terus menerus memberi dorongan dan semangat, maka saya dapat merancang pengembangan batik Bayat ini dan selangkah demi selangkah mempopulerkan batik bayat lewat berbagai pameran dan seminar seminar sederhana. Dengan menggunakan brand “Batik Tembayat” saya berharap masyarakat umum di luar Solo dapat mengenal Bayat lengkap dengan segala potensi yang dimilikinya. Salam Hangat Gina Sutono